Punya suami yang usianya lebih muda?
18.00Setiap kali bertemu dengan orang baru dan berkenalan dengan saya dan Faris, pasti mereka akan bertanya-tanya sekaligus nggak menyangka kalau usia saya lebih tua ketimbang suami. Hahaha, iya benar. Saya memang menikah dengan pria yang lebih muda usianya ketimbang saya. Tapi cuma selang beberapa bulan, kok. Ya kalau lagi jalan berdampingan sih nggak kelihatan. Kebanyakan orang lain akan mengira saya dan suami seumuran atau malah saya lebih muda usianya. Setuju nggak?
Dulu, jauh sebelum menikah, saya memang berkeinginan untuk memiliki suami yang usianya jauh di atas saya. Ya nggak terlalu jauh jaraknya alias nggak terlalu tua sih, setidaknya tiga atau lima tahun lebih tua, lah! Keinginan tersebut sebenarnya juga nggak terlepas dari keinginan Mama saya yang selalu menekankan untuk mencari pendamping hidup yang usianya lebih tua ketimbang saya. Apalagi kalau udah dibumbui dengan kalimat, "Cewek itu bakal kelihatan cepat tua, lho!" Entah dasar apa yang membuat orangtua berpikir demikian. Kalau dulu sih saya lebih sering nggak peduli, tapi lama kelamaan saya jadi memahami maksud perkataan Mama saya waktu itu.
Tapi ya, meski saya sempat menentukan kriteria usia pasangan begitu juga Mama saya, namanya jodoh siapa yang tahu, kan? Nyatanya setiap kali saya berpacaran pasti sama cowok yang usianya seumuran sampai akhirnya saya menjalin hubungan dengan Faris hingga akhirnya menikah, usianya nyatanya malah lebih muda ketimbang saya.
Menurut saya, urusan perbedaan usia bukan jadi masalah utama, mau istrinya yang lebih muda atau suaminya yang lebih muda usianya. Konflik pernikahan yang saya ketahui dari teman-teman dekat atau kenalan yang sudah menikah jauh lebih lama seringkali mengungkapkan kalau penyebabnya bukan karena masalah usia pasangan. Ada begitu banyak masalah rumah tangga yang bisa dihadapi ketika seseorang sudah menikah, mau usianya lebih muda atau tua akan tetap terjadi konflik. Tapi bagi saya pribadi yang memiliki suami yang usianya lebih muda memang seringkali diingatkan kalau hubungan rumah tangga yang terjalin nantinya akan penuh risiko.
Nah, sejauh ini saya sendiri memang merasakan sih, dengan memilih suami yang usianya lebih muda memang seringkali dihadapkan dengan tantangan tersendiri. Bahkan tantangan yang terkadang sepele tapi lama-lama bisa menimbulkan masalah, contohnya saja ketika harus berhadapan dengan stigma atau perkataan orang lain. Tapi nyatanya saya tetap memutuskan untuk menjadikan usia bukanlah penghalang dalam berumah tangga. Sebisa mungkin apapun masalah rumah tangga yang sedang dihadapi, kami bicarakan dan selesaikan bersama.
Teman-teman sendiri gimana? Ada yang punya pasangan atau suami yang usianya lebih muda juga nggak? Kalau iya, sharing yuk! Kali ini saya juga mau sharing pengalaman punya pasangan yang usianya lebih muda itu harus siap dengan tantangan dan segala risiko. Apa saja?
1. Suami dianggap kurang dewasa dari istri
Banyak teman-teman termasuk Mama saya yang mengatakan kalau punya suami yang usianya lebih muda, istri perlu belajar dan membantu sang suami untuk melewati fase pendewasaannya. Jadi harus banyak-banyak bersabar dan memaklumi! Tapi berdasarkan pengalaman pribadi, nggak gitu kok! Jarak usia saya dan suami nggak terlalu jauh, cuma beberapa bulan aja. Meski suami saya usianya lebih muda tapi jauh ternyata malah lebih dewasa ketimbang saya, terutama ketika terjadi konflik rumah tangga. Kadang sikapnya lebih momong dan pemikirannya terhadap suatu masalah juga lebih matang. So, usia nggak selalu menjamin kedewasaan seseorang.
2. Istri dinilai lebih mapan ketimbang suami
Ketika seorang wanita menikah dengan pria yang usianya lebih muda, seringkali mereka dihadapkan dengan stigma masyarakat yang kurang baik. Misalnya, wanita dinilai lebih mapan karena sudah memiliki pekerjaan tetap dan berpenghasilan sementara pihak laki-laki dianggap sebagai benalu. Alhasil kalau mereka menikah, bisa saja jadi sasaran empuk kejulidan orang lain yang mengira kalau sang suami nantinya akan memanfaatkan kemapanan sang istri sehingga nggak perlu kerja keras bagai kuda untuk memenuhi kebutuhan rumah tangga. Padahal menurut saya anggapan itu nggak selalu benar. Saat saya menikah dengan Faris memang kondisinya saya lebih mapan karena sudah terlebih dahulu bekerja dan punya gaji tetap setiap bulan. Tapi jauh sebelum menikah bahkan sampai pada akhirnya menikah, Faris tetap bekerja keras karena memang sudah kewajiban seorang suami seperti itu bukan?3. Wajib jaga penampilan
Terlepas punya pasangan lebih tua atau lebih muda, menurut saya menjaga penampilan bagi seorang istri itu wajib dilakukan. Apalagi kalau dilihat dari kaca mata agama, setahu saya seorang istri memang sudah seharusnya berdandan hanya untuk suaminya, saja. Tujuannya? Ya biar suami tetap tertarik dan nggak melirik wanita lain dong!
Memang sih, setelah menikah saya menyadari kalau perubahan fisik saya dan suami berbeda dan terkadang suami terlihat jauh lebih muda. Nggak tahu kok bisa gitu tapi menurut beberapa penelitian yang saya baca sih memang menyebutkan kalau wanita bakalan terlihat lebih tua, apalagi setelah punya anak. Alasannya? Stres selama kehamilan, tantangan saat persalinan, sampai tantangan saat mengasuh dan membesarkan anak jadi pemicunya.
Jadi ya sejauh ini saya memang harus memperhatikan penampilan. Apalagi usia saya juga semakin bertambah, nggak cuma ingin selalu sehat tapi penampilan juga sebisa mungkin tetap menarik di mata suami. Mau sesibuk apapun pekerjaan di kantor atau mengurus rumah tangga, saya tetap harus memperhatikan kondisi wajah dan tubuh. Ya contoh paling gampang dan sering saya lakukan adalah rutin menggunakan rangkaian produk skincare, menjaga berat badan dan postur tubuh. Kalau urusan skincare sih udah saya laksanankan sejak lama ya, berat badan juga untungnya nggak bermasalah meski sudah melahirkan satu anak, tinggal PR saya menjaga postur tubuh yang salah satu caranya dengan rajin berolahraga. Kapan nih olahraga?
4. Gairah seksual lebih besar?
Menurut berbagai sumber dan artikel yang saya baca seringkali menyebutkan kalau punya suami yang usianya lebih muda itu umumnya lebih bergairah dan aktif secara seksual. Jadi ya seorang istri harus bisa mengimbangi dan memenuhi kebutuhan seksual suami dengan baik. Lantas bagaimana dengan pengalaman pribadi saya? Benarkah demikian?
Punya suami yang lebih muda lebih bergairah memang saya akui, tapi juga nggak selalu. Lebih seringnya malah kelihatan lebih menarik dan bikin saya yang lebih bergairah. Jadi ya masalah lebih bergairah ini tergantung kondisi dan mood masing-masing. Sementara untuk masalah keaktifan secara seksual untungnya saya punya suami yang sangat pengertian. Nggak terlalu ngoyo dan nggak terlalu memaksakan! Suami saya sangat mengerti kondisi saya yang lagi capek, nggak mood, sakit. Dengan begitu saya juga nggak ngoyo untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Apalagi sekarang sudah ada si kecil, jadi ya saya dan suami memang terbilang kurang aktif berhubungan seksual. Namun hal ini nggak membuat saya dan suami kehilangan gairah lho, beda!
Punya suami yang lebih muda lebih bergairah memang saya akui, tapi juga nggak selalu. Lebih seringnya malah kelihatan lebih menarik dan bikin saya yang lebih bergairah. Jadi ya masalah lebih bergairah ini tergantung kondisi dan mood masing-masing. Sementara untuk masalah keaktifan secara seksual untungnya saya punya suami yang sangat pengertian. Nggak terlalu ngoyo dan nggak terlalu memaksakan! Suami saya sangat mengerti kondisi saya yang lagi capek, nggak mood, sakit. Dengan begitu saya juga nggak ngoyo untuk memenuhi kebutuhan seksualnya. Apalagi sekarang sudah ada si kecil, jadi ya saya dan suami memang terbilang kurang aktif berhubungan seksual. Namun hal ini nggak membuat saya dan suami kehilangan gairah lho, beda!
Ada yang mau menambahkan risiko atau tantangan lain kalau punya suami yang usianya lebih muda? Tulis di kolom komentar yah!
0 comments