Halo! Lama banget nih nggak pernah update tentang rangkaian produk skincare. Terakhir tahun 2017, saat saya tengah hamil dan lagi senang-senangnya nyobain berbagai produk skincare disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan kulit saat itu. Selama hampir dua tahun ini, terutama usai melahirkan, emang nggak banyak sih produk skincare yang saya coba. Soalnya kok alhamdulillah banyak yang cocok, apalagi kalau saya sudah klik dengan salah satu brand, biasanya saya malas untuk berpaling ke brand lain. Saya cenderung mencoba produk lainnya dari brand skincare yang bikin saya jatuh cinta.
Kalau dibandingkan saat hamil dulu, saya memang lebih niat dan lebih berani untuk mencoba banyak produk skincare. Sewaktu hamil, saya lebih memperhatikan bahan-bahan yang terkandung di dalam suatu produk skincare, aman atau nggak, dan sebisa mungkin selalu konsultasi dulu dengan dokter kandungan. Sementara saat menyusui saya cenderung lebih santai nggak yang terlalu perhatian banget sama ingridients. Paling cuma sekadar memastikan aja kalau nggak ada bahan kimia berbahaya dalam produk skincare yang saya pakai.
Eh tapi, bukan berarti saya cuek lho, saya tetap selektif memilih produk skincare. Setidaknya memastikan kalau produk skincare yang saya beli legal dijual di pasaran dan syukur-syukur kalau ada klaim memang aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Dan kalau saya semisal saya ragu, saya akan berkonsultasi dengan dokter spesialis kulit dan kecantikan soal keamanan suatu produk. Segitu niatnya ya? Iya dong, saya lebih baik memilih untuk bertanya pada ahlinya dan mendapatkan jawaban yang diinginkan. Soalnya sejauh saya googling, penelitian dan laporan kasus individu tentang keamanan kosmetik bagi ibu menyusui masih sangat sedikit. Studi yang ada hanya sebatas pada hewan, atau hanya penelitian kecil.
Nggak heran kalau dengan adanya keterbatasan studi yang ada, bikin para ibu menyusui (busui) kesulitan dalam memilih kosmetik mana yang aman digunakan. Meski begitu, banyak dermatologis yang menyarankan busui untuk menunda pemakaian sejumlah produk skincare setidaknya 3-6 bulan setelah bayi lahir. Selain itu penting juga untuk melakukan pencegahan pemaparan zat yang berpotensi berbahaya dengan mencuci tangan pakai sabun setiap kali selesai mengaplikasikan skincare. Saran tersebut juga saya coba terapkan selama menyusui dan memang saya menunda untuk mencoba berbagai produk skincare saat anak saya, Arsa Bhiru, usianya masih di bawah 1 tahun.
BACA DULU: Skincare aman untuk bumil dan busui
Sebelumnya, saya pernah sharing skincare apa saja yang saya pakai selama hamil sampai menyusui di blog ini. Tapi setelah saya baca ulang ternyata ada banyak produk skincare yang perlu saya update. Ya karena memang kebanyakan produk-produk skincare yang saya pakai sampai sekarang berbeda dengan saat saya tulis dulu. Apalagi masih banyak juga teman-teman yang bertanya produk skincare apa yang saya pakai selama menyusui. Jadi sekalian saja saya tulis lengkap buat semuanya ya. Jadi siapa tahu bisa lebih bermanfaat bagi banyak orang. Kalau saya jawab via media sosial seperti Instagram kan cuma followers aja yang baca, ya nggak?
So, kali ini saya mau meng-update produk skincare apa aja sih yang saya pakai selama menyusui selama hampir dua tahun ini. Berikut saya tulis juga review singkatnya khusus buat ibu hamil, menyusui dan buat teman-teman semuanya. Check this out!
Produk skincare yang saya pakai selama menyusui (dua tahun). |
So, kali ini saya mau meng-update produk skincare apa aja sih yang saya pakai selama menyusui selama hampir dua tahun ini. Berikut saya tulis juga review singkatnya khusus buat ibu hamil, menyusui dan buat teman-teman semuanya. Check this out!
1. Cleanser
Masih sama seperti saat hamil, saya masih menganut 'paham' double cleansing untuk step pertama pemakaian skincare. Double cleansing merupakan metode membersihkan wajah yang terdiri dari dua tahap proses pembersihan. Untuk melaksanakan 'ajaran' metode double cleansing, saya membiasakan untuk memakai first cleanser dan second cleanser demi kebersihan wajah dan kesiapannya sebelum penggunaan produk skincare selanjutnya.
Kalau biasanya produk-produk yang termasuk first cleanser adalah milk cleanser, cleansing oil, cleansing balm, dan sebagainya. Tapi kalau saya lebih memilih untuk memakai micellar water sebagai first cleanser. Entah kenapa saya merasa lebih nyaman dan praktis menggunakan micellar water untuk saat ini. Selain terbilang mudah pengaplikasiannya, micellar water juga bisa digunakan untuk kulit kering hingga berminyak. Jadi pemilik kulit wajah apapun nggak perlu khawatir, sementara bagi saya pemilik kulit normal-dry juga nggak perlu ragu untuk memakainya. Tinggal mencoba aja micellar water dari brand mana yang paling cocok untuk wajah saya.
Produk micellar water yang jadi favorit saya selama menyusui masih sama seperti saat hamil, yakni Garnier Micellar Oil Infused Cleansing Water. Udah nggak terhitung deh berapa banyak botol Garnier yang habis terpakai. Saking senangnya dan selalu repurchase setiap kali habis. Selain nggak menimbulkan reaksi negatif di kulit wajah, Garnier Micellar Oil Infused Cleansing Water juga terbukti ampuh untuk menghapus sisa makeup, debu dan polusi yang menempel di wajah setelah seharian beraktivitas.
REVIEW: Garnier Micellar Oil Infused Cleansing Water
Setelah selesai membersihkan wajah pakai micellar water, lanjut ke tahapan terakhir dari metode double cleansing yaitu penggunaan sabun pencuci wajah atau facial wash. Produk facial wash yang saya coba selama menyusui cukup banyak dibandingkan saat hamil. Ya meski sabun pencuci wajah hanya sebentar terkena di kulit wajah sebelum akhirnya dibilas, tapi penting bagi saya untuk menemukan facial wash yang cocok. Cocok artinya mampu membersihkan wajah tapi kelembapan kulit tetap terjaga. Apalagi kalau efek pemakaiannya bikin kulit terasa lembut, segar, dan nggak ada sensasi ketarik. Satu lagi yang paling penting, nggak bikin kulit kering. Pasalnya kondisi kulit saat hamil sempat kering kerontang dan meski saat menyusui kondisi tersebut sudah membaik tapi tetap nggak mau dong pakai facial wash yang bikin kulit malah jadi kering.
Sensasi itulah yang saya rasakan setelah memakai Hada Labo Tamagohada Mild Peeling AHA BHA Face Wash. Produk ini sempat happening banget di kalangan beauty enthusiast, apalagi banyak yang mengklaim bisa bikin wajah jadi lebih glowing. Tapi alasan utama yang bikin saya akhirnya berani untuk mencoba produk Hada Labo ini karena memang termasuk dalam brand skincare yang aman untuk ibu hamil dan menyusui. Selain itu juga nggak ada kandungan alkohol, pewarna, dan nggak ada aromanya. Jadi saya nggak perlu khawatir karena pasti aman digunakan selama hamil sampai menyusui. Keunggulan lain dari Hada Labo Tamagohada Mild Peeling AHA BHA Face Wash adalah harganya terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran. Secara ya facial wash itu jadi produk skincare yang paling cepat habis jadi ribet kalau buat membelinya aja susah. Setuju nggak?
foto: Instagram/@garnierindonesia |
REVIEW: Garnier Micellar Oil Infused Cleansing Water
Setelah selesai membersihkan wajah pakai micellar water, lanjut ke tahapan terakhir dari metode double cleansing yaitu penggunaan sabun pencuci wajah atau facial wash. Produk facial wash yang saya coba selama menyusui cukup banyak dibandingkan saat hamil. Ya meski sabun pencuci wajah hanya sebentar terkena di kulit wajah sebelum akhirnya dibilas, tapi penting bagi saya untuk menemukan facial wash yang cocok. Cocok artinya mampu membersihkan wajah tapi kelembapan kulit tetap terjaga. Apalagi kalau efek pemakaiannya bikin kulit terasa lembut, segar, dan nggak ada sensasi ketarik. Satu lagi yang paling penting, nggak bikin kulit kering. Pasalnya kondisi kulit saat hamil sempat kering kerontang dan meski saat menyusui kondisi tersebut sudah membaik tapi tetap nggak mau dong pakai facial wash yang bikin kulit malah jadi kering.
Selain Tamagohada Mild Peeling, facial wash dari Hada Labo yang juga sering saya pakai adalah Gokujyun Ultimate Moisturizing. |
Sensasi itulah yang saya rasakan setelah memakai Hada Labo Tamagohada Mild Peeling AHA BHA Face Wash. Produk ini sempat happening banget di kalangan beauty enthusiast, apalagi banyak yang mengklaim bisa bikin wajah jadi lebih glowing. Tapi alasan utama yang bikin saya akhirnya berani untuk mencoba produk Hada Labo ini karena memang termasuk dalam brand skincare yang aman untuk ibu hamil dan menyusui. Selain itu juga nggak ada kandungan alkohol, pewarna, dan nggak ada aromanya. Jadi saya nggak perlu khawatir karena pasti aman digunakan selama hamil sampai menyusui. Keunggulan lain dari Hada Labo Tamagohada Mild Peeling AHA BHA Face Wash adalah harganya terjangkau dan mudah ditemukan di pasaran. Secara ya facial wash itu jadi produk skincare yang paling cepat habis jadi ribet kalau buat membelinya aja susah. Setuju nggak?
2. Toner
Saat hamil, saya lebih memilih menggunakan hydrating toner ketimbang exfolating toner, karena memang fokus saya ingin melembapkan kulit wajah. Mengingat kondisi wajah saya sangat kering, terutama di trimester pertama kehamilan. Produk hydrating toner yang saya coba pertama kali dan langsung cocok adalah Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 90% Toner. Seperti yang pernah saya bahas sebelumnya, efek pemakaian toner ini sebenarnya biasa aja, nggak bikin wajah jadi lembap tapi emang efek segarnya terasa. Nah, karena saya ingin sensasi lembap yang lebih dominan manfaatnya, saya kemudian berganti toner dari brand lain yaitu Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion.
Toner yang bernama lotion tapi bentuknya cair ini berhasil menarik perhatian saya karena banyak banget review dan rekomendasi yang mengatakan kalau Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion emang juaranya toner yang meninggalkan sensasi lembap di kulit. Terlebih bagi pemilik kulit kering, toner ini sangat ampuh untuk melembapkan kulit. Ya meski teksturnya terbilang lengket dan licin tapi bagi saya masih wajar karena tetap nyaman dipakai. Udah gitu produk ini juga tanpa pewarna dan pewangi serta nggak ada sensasi perih sama sekali saat digunakan. Last but not least, murah meriah dan irit! Cukup 2-3 tetes aja udah cukup diaplikasikan untuk wajah dan leher.
Saking iritnya toner ini, saya butuh waktu sekitar 6 bulan untuk menghabiskan isi kemasannya. Tapi begitu habis saya nggak berpaling nyobain toner dari brand lain sih, saya tetap repurchase Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion tapi dengan 'embel-embel' premium. Namanya, Hada Labo Gokujyun Premium Hyaluronic Acid Lotion! Pas banget waktu itu, toner Hada Labo yang 'biasa' habis dan ada teman saya yang akan pergi liburan ke Jepang. Ini baru namanya jodoh!
Hada Labo Gokujyun Premium Hyaluronic Acid Lotion ini kandungan hyaluronic acid-nya lebih banyak daripada Hada Labo Gokujyun Ultimate Moisturizing Lotion. Ada 5 jenis hyaluronic acid (Sodium Acetyl Hyaluronate, Sodium Hyaluronate, Hydrolyzed Hyaluronic Acid, Sodium Hyaluronate Crosspolymer dan Hydroxypropyltrimonium Hyaluronate) yang fungsinya nggak cuma bikin wajah jadi lembap tapi juga membungkus kelembapan pada kulit sekaligus memperbaiki fungsi barrier kulit. Bedanya lagi, toner premium dari Hada Labo ini teksturnya lebih lengket dan nggak cepat meresap. Meski awalnya agak nggak sabaran karena ingin cepat-cepat move on ke produk skincare selanjutnya, tapi karena efek pemakaiannya terbukti lebih melembapkan dari 'adeknya', jadi nggak masalah deh dengan formulanya.
Usai melahirkan dan puas menggunakan hydrating toner, saya tertarik untuk mencoba produk exfoliant. Saya sadar melembapkan kulit saja nggak cukup dan pengen tampilan wajah yang lebih mulus, makanya butuh yang namanya tahapan eksfoliasi biar sel-sel kulit mati yang terakumulasi di atas permukaan kulit lenyap. Selain itu, manfaat eksoliasi juga bisa bikin pori-pori wajah jadi lebih kalem. Awalnya sempat bingung sih mau mencoba exfoliant fisik atau kimia dan dari brand apa karena saking banyaknya exfoliant yang beredar di pasaran. Alhamdulillah waktu galau-galaunya dapat rezeki buat nyobain acid toner lokal, Avoskin Miraculous Refining Toner.
BACA YUK: Review Avoskin Miraculous Refining Toner
Review penggunaan acid toner dari Avoskin sudah pernah saya bahas di blog ya. Tapi intinya alasan utama saya mau dan berani mencoba produk tersebut karena klaimnya yang aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Eh kok ya alhamdulillah setelah mencoba cocok dan merasakan manfaat kandungannya, terutama BHA (Beta Hydroxy Acid) yang terlihat banget fungsinya untuk mengatasi jerawat dan menyamarkan bekas jerawat dan noda hitam di wajah. Komedo yang biasa muncul di T-zone juga lebih santai. Kandungan AHA (Alpha Hydroxy Acid) dalam Avoskin Miraculous Refining Toner juga terasa untuk menjaga kelembapan kulit. Sementara kandungan PHA (Polyhydroxy Acid) bekerja optimal untuk mengangkat sel-sel kulit mati.
Oya, selain acid atau exfoliating toner, saya juga menggunakan Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Wine yang katanya produk ini merupakan gabungan dari chemical dan physical exfoliator. Saya langsung jatuh cinta sejak pemakaian pertama karena langsung terasa efek physical exfoliant-nya dan terlihat hasilnya. Minyak di bagian wajah seperti dagu, hidung dan dahi berkurang dan tekstur kulit terasa semakin halus. Peeling dari Neogen ini jadi andalan saat saya merasa kulit wajah lagi kusam dan kelihatan nggak sehat. Meski aroma Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Wine memilik aroma anggur yang cukup kuat tapi saya masih merasa nyaman, yang terpenting kulit wajah saya cocok sama produk tersebut, nggak bikin iritasi, nggak bikin alergi tapi malah bikin cerah dan kelihatan sehat.
BACA YUK: Review Avoskin Miraculous Refining Toner
Review penggunaan acid toner dari Avoskin sudah pernah saya bahas di blog ya. Tapi intinya alasan utama saya mau dan berani mencoba produk tersebut karena klaimnya yang aman digunakan untuk ibu hamil dan menyusui. Eh kok ya alhamdulillah setelah mencoba cocok dan merasakan manfaat kandungannya, terutama BHA (Beta Hydroxy Acid) yang terlihat banget fungsinya untuk mengatasi jerawat dan menyamarkan bekas jerawat dan noda hitam di wajah. Komedo yang biasa muncul di T-zone juga lebih santai. Kandungan AHA (Alpha Hydroxy Acid) dalam Avoskin Miraculous Refining Toner juga terasa untuk menjaga kelembapan kulit. Sementara kandungan PHA (Polyhydroxy Acid) bekerja optimal untuk mengangkat sel-sel kulit mati.
Oya, selain acid atau exfoliating toner, saya juga menggunakan Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Wine yang katanya produk ini merupakan gabungan dari chemical dan physical exfoliator. Saya langsung jatuh cinta sejak pemakaian pertama karena langsung terasa efek physical exfoliant-nya dan terlihat hasilnya. Minyak di bagian wajah seperti dagu, hidung dan dahi berkurang dan tekstur kulit terasa semakin halus. Peeling dari Neogen ini jadi andalan saat saya merasa kulit wajah lagi kusam dan kelihatan nggak sehat. Meski aroma Neogen Bio-Peel Gauze Peeling Wine memilik aroma anggur yang cukup kuat tapi saya masih merasa nyaman, yang terpenting kulit wajah saya cocok sama produk tersebut, nggak bikin iritasi, nggak bikin alergi tapi malah bikin cerah dan kelihatan sehat.
3. Essence
Saat hamil, produk essence yang jadi andalan saya adalah Benton Snail Bee High Content Essence dan Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence (PHTE). Kedua produk ini benar-benar membantu permasalahan kulit yang saya alami selama hamil. Nah, usai melahirkan saya hanya mempertahankan pemakaian PHTE karena essence dari Benton sudah terasa manfaatnya untuk mengatasi kulit kering. Kenapa PHTE saya teruskan pemakaiannya selama menyusui? Karena terkadang kalau saya lagi merasa kulit wajah lagi kusam, terus mulai muncul bruntusan di dahi (terutama menjelang menstruasi), PHTE benar-benar jadi penolong. Cukup pakai sehari dua hari, pagi dan malam hari langsung kelihatan efeknya. Jadi saya nggak ragu untuk repurchase PHTE setiap kali produk ini habis terpakai. Ya meskipun ada banyak essence dari brand lain yang menarik untuk dicoba tapi saya masih enggan berpaling dari Avoskin Perfect Hydrating Treatment Essence ini.
4. Serum
Perbedaan penggunaan produk skincare saat hamil vs menyusui sebenarnya terletak pada serum. Saya pribadi merasa belum yakin dan cenderung takut untuk memakai serum saat hamil karena kandungannya yang lebih aktif atau lebih tinggi dibanding produk skincare lainnya. Daripada ragu-ragu jadi saya memutuskan menahan diri untuk mencoba serum di kulit wajah. Lagipula saat hamil dulu saya juga males kalau harus memakai banyak produk skincare, terlebih saya sempat mengalami fase males-malesnya buat pakai berbagai macam produk kosmetik.
BACA JUGA: Pakai retinol saat menyusui?
Baru deh setelah melahirkan, saya memberanikan diri untuk mencoba serum yang beredar di pasaran. Saking banyaknya produk serum yang lagi happening dengan review yang menggiurkan, saya galau deh mau mencoba serum dari brand apa. Akhirnya pilihan jatuh kepada serum dari brand lokal, ElsheSkin dan For Skin's Sake (FSS). Pemilihan serum ini juga bukan karena lapar mata dan hasrat ingin coba-coba, tapi hasil dari diskusi dengan dokter kulit dan kecantikan. Saya berkonsultasi dengan dokter tersebut dan merasa yakin untuk menggunakan serum saat menyusui.
Serum jenis apa yang saya pakai selama menyusui? Karena kebutuhan dan keinginan saya adalah menghambat atau mengatasi tanda-tanda penuaan, jadi serum yang saya pilih dari ElsheSkin dan For Skin's Sake adalah serum antiaging. Untuk serum antiaging dari ElsheSkin pernah saya tulis di blog, teman-teman bisa baca review selengkapnya.
BACA YUK: Review ElsheSkin Anti Aging Serum
Nah, kalau serum dari FSS nama produknya For Skin's Sake Retinol Serum. Produk ini belum pernah saya bahas di blog tapi sejauh pemakaian selama kurang lebih 6 bulan, kulit wajah saya cocok dengan penggunaan serum yang mengandung retinol ini. Teksturnya memang terlihat thick tapi setelah diaplikasikan di kulit wajah cepat meresap. Kemasannya juga elegan dan terkesan mahal. Tapi saya merasa belum menemukan 'cara' yang enak untuk mengombinasikan serum ini dengan produk skincare lainnya. Manfaat penggunaan serum retinol dari FSS juga belum terlihat dan terasa sepenuhnya. Contohnya dark spots yang masih terpampang nyata.
Memang sih saya nggak bisa berharap dark spots dan tanda-tanda penuaan di wajah langsung menghilang gitu aja sih, karena saya sadar efek pemakaian serum itu nggak instan. Butuh waktu hingga beberapa bulan, tergantung dari bahan aktif yang terkandung dalam serum, jangka waktu pemakaian dan kondisi kulit. Tapi yang jelas, selama menyusui, serum antiaging jadi pilihan saya untuk mencoba serum pertama kali dan alhamdulillah kedua produk di atas nggak menimbulkan reaksi negatif di kulit.
5. Face Oil
Facial oil atau face oil jadi salah satu skincare yang saya lirik selain serum. Selain berguna untuk melembapkan wajah, yang bikin saya tertarik adalah manfaatnya untuk mengatasi tanda-tanda penuaan. Selain itu banyak beauty blogger yang bilang kalau rutin dan cocok dengan pemakaian face oil bisa bikin wajah jadi lebih halus dan kenyal. Saya makin tergoda untuk nggak mencoba face oil setelah mengetahui kalau Trilogy, brand skincare dari New Zealand resmi hadir di Indonesia. Brand ini dikenal dengan kandungan bahan natural dan produknya selalu jadi andalan untuk mengatasi berbagai permasalahan kulit. Sebut saja Trilogy Certified Organic Rosehip Oil yang mencuri perhatian banyak pencinta skincare.
foto: Instagram/@trilogy_id |
Meski banyak yang mengidolakan Trilogy Certified Organic Rosehip Oil tapi saya belum berani review secara mendalam mengenai performa produk ini. Soalnya selama setahun ini saya sangat jarang menggunakan face oil dalam tahapan skincare. Saya hanya memakai face oil di saat tertentu saja, misalnya saat saya lagi merasa kulit wajah kok kering banget dan butuh kelembapan ekstra atau saat saya melihat ada jerawat kok nggak memudar juga bekasnya. Baru deh saya rutin pakai face oil itu, tapi paling hanya 2-3 hari saja karena biasanya dalam kurun waktu singkat saya sudah merasakan kelembapan wajah dan melihat noda bekas jerawat yang memudar. Sementara manfaat antiaging dan antioksidan yang dapat memperbaiki penampilan dan kekencangan kulit, saya pribadi belum merasakan dan melihat hasil yang optimal ya. Maklum, karena saya juga masih males-malesan untuk rutin menggunakan face oil.
Nanti saya update lagi ya pemakaian face oil dari Trilogy ini gimana performanya dan paling cocok dipakai saat kulit wajah punya masalah apa. Tapi yang jelas buat yang pengen menambahkan face oil dalam tahapan pemakaian skincare bisa mencoba face oil dari Trilogy. Karena produk ini sudah mendapatkan certified organic yang seharusnya jauh lebih aman untuk digunakan karena memiliki kualitas dan memiliki standar yang ketat dalam proses produksinya. Semisal saat mencoba produk ini merasa bosan dan biasa aja manfaatnya juga bisa ditinggalkan begitu saja, nggak bikin reaksi ketergantungan.
6. Moisturizer
Saat hamil, saya mengandalkan Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel sebagai pelembap. Meski banyak yang nggak cocok dengan produk ini tapi alhamdulillah saya cocok dan sayang banget sama produk ini. Bisa dibilang, aloe vera gel dari Nature Republic ini berjasa banget untuk mengembalikan dan menjaga kelembapan kulit. Beberapa bulan usai melahirkan saya masih menggunakan produk ini secara lama banget untuk menghabiskan satu jar Nature Republic Soothing & Moisture Aloe Vera 92% Soothing Gel. Tapi begitu aloe vera gel ini habis, saya langsung beralih ke pelembap merek lain.
Produk pelembap yang saya coba adalah Clinique Moisture Surge 72-Hour Auto Replenishing Hydrator. Udah nggak perlu saya review panjang kali lebar ya soal pelembap ini karena banyak banget yang suka dan cocok. Pelembap dari Clinique ini memang harganya lumayan mahal tapi kemampuannya untuk menghidrasi kulit nggak usah diragukan. Memiliki tekstur gel-cream, pelembap ini sangat ringan, nyaman, cepat meresap dan nggak meninggalkan rasa lengket di kulit. Selain efek melembapkan, produk ini juga bikin tekstur kulit jadi lebih halus dan kenyal. Duh, pokoknya saya cinta mati sama Clinique Moisture Surge 72-Hour Auto Replenishing Hydrator selama setahun ini dan belum ada niat untuk berpaling darinya.
foto: Instagram/@cliniqueindonesia |
Produk pelembap yang saya coba adalah Clinique Moisture Surge 72-Hour Auto Replenishing Hydrator. Udah nggak perlu saya review panjang kali lebar ya soal pelembap ini karena banyak banget yang suka dan cocok. Pelembap dari Clinique ini memang harganya lumayan mahal tapi kemampuannya untuk menghidrasi kulit nggak usah diragukan. Memiliki tekstur gel-cream, pelembap ini sangat ringan, nyaman, cepat meresap dan nggak meninggalkan rasa lengket di kulit. Selain efek melembapkan, produk ini juga bikin tekstur kulit jadi lebih halus dan kenyal. Duh, pokoknya saya cinta mati sama Clinique Moisture Surge 72-Hour Auto Replenishing Hydrator selama setahun ini dan belum ada niat untuk berpaling darinya.
7. Sunscreen
Last but not least, skincare paling penting, sunscreen. Saya menyadari pentingnya penggunaan skincare usai melihat kondisi wajah saya yang banyak bermunculan flek, freckles dan tanda-tanda penuaan lainnya. Kata seorang dokter kulit dan kecantikan, salah satu penyebabnya karena saya malas menggunakan sunscreen (saat masih remaja dulu). Yes, saya akui itu dan merasa menyesal. Sejak saat itulah saya mulai rutin menggunakan sunscreen, terutama kalau pergi ke luar rumah saat pagi/siang hari, memakai sunscreen adalah wajib hukumnya!
Saking merasa pentingnya produk ini, saya sampai mencoba berbagai merek sunscreen. Tapi setahun ini, selama menyusui saya paling sering menggunakan dua sunscreen dari brand berbeda yakni Skin Aqua UV Moisture Milk SPF yang 30 PA ++ atau SPF 50 PA +++ dan Votre Peau Facial Shield SPF 50 PA ++. Kalau Skin Aqua UV Moisture Milk SPF 50 PA +++ udah nggak terhitung lagi deh saya habis berapa botol karena saking cocoknya sama produk ini. Selain klaim produk yang katanya dapat melindungi kulit terhadap sinar matahari, membantu menghindari penuaan dini dan mencegah biar kulit nggak jadi gelap dan kusam, sunscreen dari Skin Aqua juga nyaman digunakan sebagai base makeup dan nggak meninggalkan whitecast. Nilai plus lainnya dari produk ini adalah kemasannya yang simple dan travel friendly.
Tapi kalau ngomongin tekstur dan formula, saya lebih senang Votre Peau Facial Shield SPF 50 PA ++. Ya meski Skin Aqua UV Moisture Milk SPF 50 PA +++ teksturnya lebih ringan dan sangat cair tapi saya lebih nyaman menggunakan sunscreen ini sebagai base makeup, sementara untuk pemakaian sehari-hari saya mengandalkan sunscreen dari Votre Peau. Soalnya kalau pakai sunscreen dari Skin Aqua saya merasakan kulit wajah jadi lebih berminyak dan meninggalkan sensasi nggak nyaman kalau harus berhadapan langsung dengan sinar matahari.
Oya, selain sunscreen dari Skin Aqua dan Votre Peau ada cukup banyak sunscreen dari brand lain yang sebenarnya saya coba. Kapan-kapan saya share secara terpisah aja ya ~
This is it, lumayan panjang juga ya rekomendasi produk skincare selama menyusui. Nanti akan saya update lagi ya kalau ada skincare yang perlu saya tambahkan atau koreksi. Tapi yang jelas, produk-produk di atas sangat membantu permasalahan kulit yang saya alami dan menjaga kondisi kulit selama menyusui tetap sehat.
Nah, buat teman-teman yang saat ini sedang menyusui sang buah hati dan lagi senang-senangnya mencoba skincare, semoga rekomendasi produk di atas bisa membantu. Tapi saran saya tetap konsultasikan dulu dengan dokter kandungan atau dokter kulit jika merasa ragu dalam pemakaian suatu produk skincare. Terima kasih sudah berkenan membaca ya...
Happy breastfeeding and keep glowing!
Disclaimer: Jangan jadikan tulisan di blog saya ini sebagai satu-satunya sumber referensi karena saya bukan ahlinya. Jadi lebih baik konsultasi ke dokter kandungan masing-masing kalau kamu mau benar-benar yakin produk skincare yang kamu pakai beneran aman atau nggak :)