Pencarian sunscreen untuk wajah sejauh ini sudah berhasil. Meski masih ada begitu banyak produk sunscreen yang belum dicoba, tapi saya sudah menemukan sunscreen andalan untuk melindungi kulit wajah dari dampak buruk sinar matahari. Tapi bagaimana dengan bagian tubuh yang lain? Ya, sulit memang untuk menemukan lotion yang mengandung SPF untuk perlindungan dari kepala hingga ujung kaki. Apalagi saya inginnya tak hanya sesuatu yang melindungi, tetapi juga produk yang tidak meninggalkan whitecast dan selalu membuat kulit terhidrasi dan bebas sensasi lengket.

Jika tahun 2022 lalu, saya fokus eksplorasi produk body care dengan tekstur yang terasa menyenangkan sekaligus melembapkan di kulit. Maka, tahun 2023 ini saya menambah daftar pencarian produk perawatan kulit dengan kandungan SPF. Entah itu body lotion, body butter, body serum, atau bahkan body yogurt jika memang ada brand kecantikan yang merilis produk demikian. Dan, pada bulan Januari ini saya akhirnya berkesempatan untuk mencoba body lotion dengan UV protection.

Adalah Aulia Moisturising Daily Lotion, pelembap kulit dari brand lokal Aulia Cosmetic yang berbasis di Tangerang, Banten. Lotion ini jadi produk perawatan tubuh pertama yang saya coba sekaligus berkenalan dengan Aulia Cosmetic, yang sebelumnya sempat saya kira bahwa ini brand kecantikan baru di pasaran. Ternyata, Aulia Cosmetic sudah memulai bisnis sejak tahun 1990-an yang fokus membuat produk-produk kosmetik dan personal care. Hingga akhirnya pada tahun 2000, brand ini berganti nama menjadi PT Aulia Cosmetic Indonesia dan memperluas pasar hingga internasional.

Selain karena ini produk lokal, yang membuat saya yakin untuk mencoba Aulia Moisturising Daily Lotion karena sudah terjamin keamanan produknya. Aulia Moisturising Daily Lotion teregistrasi di BPOM dan mendapatkan sertifikasi halal dari LPPOM Majelis Ulama Indonesia. Produk Aulia diproduksi dengan mematuhi standar internasional (GMP ISO: 22716) untuk menghasilkan produk yang berkualitas. Tak hanya itu, semua produk Aulia tidak menggunakan hewan sebagai subjek pengujian (no tested animals).

Nah, varian produk dari Aulia Moisturising Daily Lotion sendiri ada empat macam. Masing-masing varian mengandung antioksidan dari vitamin C dan E, yang membantu menghidrasi dan merawat kulit. Lotion ini juga diperkaya dengan kandungan aktif yang mencerahkan kulit serta UV filter yang memberikan perlindungan ekstra dari pengaruh buruk sinar matahari. Dari keempat varian Aulia Moisturising Daily Lotion saya paling suka dengan varian Tender dan kali ini saya akan mengulas varian tersebut.

Setelah semua varian Aulia Moisturising Daily Lotion ada di tangan, saya langsung melakukan percobaan terhadap aroma dan teksturnya. Dan dari empat varian lotion Aulia, pilihan saya sebenarnya mengarah pada Musk dan Tender. Tapi jika ditanya varian mana yang paling favorit, Tender adalah juaranya. Alasan utamanya karena aroma varian Tender yang tergolong paling elegan di antara tiga varian lainnya. Ini penting, karena saya tidak ingin menggunakan lotion dengan aroma menyengat dan akhirnya bertabrakan dengan parfum yang saya pakai.

Saat mengaplikasikan Aulia Moisturising Daily Lotion, saya merasa lotion ini punya aroma yang tidak asing di indera penciuman. Tapi saya sendiri lupa, aroma apa yang membuat produk ini familiar. Aromanya manis tapi tetap lembut dan nggak menyengat. Teksturnya pun sama lembutnya dan ringan saat mengenai kulit tubuh. Selain itu, finish-nya di kulit nggak meninggalkan sensasi lengket meski seharian beraktivitas di luar ruangan. Bahkan, saat dipakai olahraga ringan pun lotion ini tetap terasa nyaman, nggak ada sensasi licin di kulit.

Selain soal aroma, lotion ini juga jadi perhatian karena menggunakan UV filter sehingga dapat memberikan perlindungan ekstra dari pengaruh buruk sinar matahari. Jika diamati dari ingredients yang tercantum di belakang kemasan, ada tiga komponen bahan yang digunakan sebagai UV filter, yaitu Octyl Methoxycinnamate, Octocrylene dan Titanium Dioxide.

Octyl Methoxycinnamate merupakan senyawa yang membuat Aulia lotion ini mampu melindungi kulit dari sinar UVB. Bentuknya yang cair menjadikan lotion ini mudah terserap oleh kulit sehingga dinilai paling efektif untuk melindungi kulit tubuh. Lain halnya dengan octocrylene. Jika Octyl Methoxycinnamate hanya mampu melindungi kulit dari bahaya sinar UVB, octocrylene mampu memberikan perlindungan dari sinar UVA maupun UVB. Ini karena octocrylene memiliki kemampuan untuk menetralkan radiasi UV dengan mengubah radiasi ultraviolet menjadi radiasi inframerah (panas) sehingga tidak terlalu menyebabkan kerusakan pada kulit.

Nah, kalau sama Titanium Dioxide udah familiar kan, ya? Bahan utama yang sering digunakan dalam produk sunscreen ini menjadikan Aulia Moisturising Daily Lotion ini masuk ke dalam golongan physical sunscreen, yakni sunscreen yang bekerja di lapisan luar kulit. Adanya kandungan ini menjadikan lotion Aulia ini bisa langsung diaplikasikan, nggak harus menunggu 20 menit untuk bekerja melindungi kulit dari sinar matahari. Selain itu, lotion dengan titanium dioxide lebih tahan lama di bawah sinar matahari dan cocok untuk semua jenis kulit, termasuk kulit sensitif. Atau pemilik kulit kering seperti saya pasti akan dimanjakan dengan kandungan ini karena feel-nya lebih lembut di kulit.

Satu lagi, tapi yang paling penting, lotion dengan titanium dioxide punya partikel yang kecil, sehingga tidak akan meninggalkan residu putih di kulit alias whitecast. Jadi, bagi pemilik kulit gelap pun tak usah khawatir akan melihat warna putih keabuan usai pemakaian Aulia lotion ini. Tapi, untuk pemilik kulit cerah pun tak akan melihat warna kulit jadi naik satu tingkat karena pemakaian produk ini. Ya meskipun Aulia lotion ini diklaim menggunakan bahan aktif untuk mencerahkan kulit, saya sendiri cukup sulit untuk bisa membuktikan karena memang warna kulit saya sudah cukup cerah dan kebutuhan kulit saya saat ini bukan untuk dicerahkan. Namun dijaga kelembapannya, sekaligus terlindungi dari paparan sinar matahari.

Jadi, kalau dilihat dari foto di bawah ini, nggak akan terlihat perbedaan sebelum dan sesudah penggunaan Aulia Moisturising Daily Lotion, tapi feel pemakaian memang kondisi kulit jadi lebih lembap usai produk sepenuhnya meresap ke dalam kulit.

Meski UV filter yang digunakan sudah cukup menjanjikan, rasanya saya masih kurang mantap jika tidak mengetahui kandungan SPF (Sun Protection Factor) dalam Aulia Moisturising Daily Lotion. Akhirnya, saya pun memutuskan untuk menanyakan langsung terkait SPF ini pada pihak Aulia Cosmetic. Mereka mengungkapkan jika lotion dari Aulia ini memang tidak mengklaim produknya dengan kandungan SPF di dalamnya. Dengan demikian, penggunaan produk ini tak bisa dijadikan patokan seberapa lama kamu dapat beraktivitas di bawah sinar matahari dan terhindar dari risiko kerusakan kulit jangka panjang.

Sementara, menurut berbagai sumber dan sependek yang saya tahu nih, dermatologis merekomendasikan agar kita semua menggunakan tabir surya dengan kandungan SPF 30. Jadi, meski kamu menyukai sebuah produk, namun kandungan SPF 10 atau hanya 20, sebaiknya kamu terus melakukan pencarian hingga menemukan lotion tubuh dengan SPF lebih tinggi. Apalagi jika produk losion itu tidak mencantumkan kandungan SPF-nya. Sama halnya dengan Aulia Moisturising Daily Lotion yang tidak memiliki informasi terkait kandungan SPF di dalamnya. Ini menjadikan saya tidak berani untuk mengandalkan pelembap tubuh ini saat harus beraktivitas langsung di bawah paparan sinar matahari. Dan, tetap mengandalkan tabir surya untuk diaplikasikan pada bagian tubuh yang terkena sinar matahari.

Untuk packaging Aulia Moisturising Daily Lotion terbilang simple. Hanya saja yang membuat saya salah fokus adalah ukuran botolnya yang sangat besar, sehingga tak bisa dibilang handy dan mudah dibawa bepergian. Jadi, jika saya ingin membawa produk ini traveling, saya harus memindahkan isinya ke dalam botol atau kemasan travel size. Tapi memang jika tidak sedang bepergian, kemasan Aulia lotion yang sungguh besar ini bisa digunakan untuk seluruh anggota keluarga sehingga terasa lebih hemat dan tak memakan tempat karena cukup pakai satu produk untuk semua. 

Sementara, untuk bagian tutup botolnya, Aulia Moisturising Daily Lotion memiliki desain flip-top yang populer digunakan untuk mengemas lotion. Desain demikian juga membuat produk ini cukup tricky dan kurang aman jika ingin dimasukkan langsung ke dalam tas. Model tutup seperti ini juga cukup menyulitkan saat pemakaian produk, karena harus membuka dan memencet botol untuk mengeluarkan isi produk. Berbeda jika lotion ini tutup botolnya memakai model pump, tentu akan lebih praktis dan user friendly. Ya nggak?

Last but not least, tidak lain tidak bukan adalah soal harga. Semua produk Aulia Moisturising Daily Lotion dibanderol Rp 19.500,- saja! Sangat terjangkau untuk produk buatan lokal, dengan pilihan aroma yang bervariasi mulai dari floral hingga musk. Saya sendiri membeli produk ini di toko oranye dan masih mendapatkan potongan harga, jadi makin murah, deh! 

Well, sekian review Aulia Moisturising Daily Lotion, semoga bisa jadi pilihan buat kamu yang mungkin lagi pengin nyobain produk perawatan tubuh dari brand lokal yang murah tapi performanya cukup berkualitas. Atau jadi bikin kamu makin mantep buat nyobain body lotion dari Aulia kalau memang sudah pernah mencoba produk perawatan tubuh dari brand ini.

Menilik notes yang terkandung dalam Burberry Her tak heran bila akhirnya saya jatuh hati pada parfum ini. Sebab parfum ini menggunakan aroma kayu (woody) yang menjadi unsur utamanya yang mana menjadi salah satu aroma yang saya suka. Untuk sillage parfum ini cukup moderate, bukan tipe parfum yang akan tercium saat kamu berjalan melewati kerumunan. Tapi kalau kamu pakai dalam jumlah yang banyak, kemungkinan memang akan menyebarkan area yang lebih luas di sekitar penggunanya. Sementara projection Eau de Parfum ini cukup baik, tapi nggak terlalu strong sampai bisa tercium kuat oleh orang yang ada di sekitar pengguna hingga jarak 2 meter.

Oya, Burberry Her ini memiliki longevity yang berbeda-beda, tergantung kondisi masing-masing penggunanya. Kenapa saya bilang demikian? Karena parfum ini hanya bertahan dalam hitungan beberapa jam di kulit saya, tapi pernah dipakai oleh seorang teman dan ternyata bisa bertahan hingga setengah hari. Padahal saya merasa sudah memakai parfum ini ke bagian titik-titik nadi dan tidak menyemprotkan parfum ke pakaian. Tapi tetap saja, daya tahannya berbeda.

"Burberry Her Eau de Parfum unik karena merupakan signature scent yang mudah diingat. Kamu dapat langsung mengenali ketika seseorang memakainya," jelas Francis Kurkdjian.

Last but not least, soal packaging. Burberry Her dikemas dalam botol mewah tapi tetap terlihat simple dan elegan, yang tersedia dalam ukuran 30, 50, 100 ml. Saya sendiri langsung membeli kemasan 100 ml, tapi next akan mengincar kemasan travel size-nya karena memang sudah yakin dan benar-benar cocok dengan aromanya. Selain itu, adanya pilihan parfum dengan kemasan mini ini praktis dan memudahkan pengguna yang ingin mencoba aroma Burberry Her tanpa harus blind buy atau merasa ragu jika harus beli vial atau decant parfum.

Saat menilik main accords dari Vibrant Bergamot Eau de Toilette by The Body Shop, laman fragrantica menjelaskan jika memang parfum ini beraroma citrus untuk wanita, dengan kombinasi bergamot sebagai top notes, magnolia ada di middle notes, dan bunga Lily-of-the-Valley pada base notes. Jadi tak heran bila aroma bunga menjadi wewangian yang akan tercium jika menggunakan parfum ini. Dan saya pun cukup terkejut dengan kombinasi notes yang digunakan bisa membuat saya suka dan akhirnya menemukan parfum aroma floral yang pas di indera penciuman ini. Sebab, sangat jarang saya menemukan wewangian bunga di pasaran yang tidak membuat saya pusing dibuatnya.

Wewangian Vibrant Bergamot Eau de Toilette bisa dibilang tidak bisa tercium sangat kuat oleh orang yang ada di sekitar penggunanya. Lagi-lagi karena Vibrant Bergamot ini termasuk Eau de Toilette, yang mana memang aromanya lebih ringan daripada Eau de Parfum (EDP). Selain itu, kandungan alkohol yang tinggi di dalamnya, membuat EDP ini lebih cepat menguap dan membuat ketahanan aromanya hanya bisa bertahan sekitar 2-3 jam saja. Meski daya tahannya cukup singkat, EDT dari The Body Shop ini bagi saya pribadi sungguh layak masuk sebagai kategori Eau de Parfum karena bisa bertahan hingga 5 jam di kulit saya.

Tapi nih, meski bisa bertahan selama itu, projection Vibrant Bergamot Eau de Toilette cukup dekat, yakni hanya bisa tercium oleh orang yang berjarak 1-2 meter di sekitar penggunanya. Sementara untuk kemampuan EDT ini memproyeksikan aroma wangi dan mampu menyebarkan area yang lebih luas di sekitar penggunanya cukup rendah. Artinya, jika saya memakai EDT ini jejak aroma yang ditinggalkan tidak dapat tercium oleh orang-orang yang berada satu ruangan dengan saya.

Lalu, bagaimana dengan pemakaiannya? Cocoknya dipakai pagi, siang, atau malah malam hari? Semakin versatile, sebuah parfum cocok digunakan untuk berbagai situasi dan kondisi. Sama halnya dengan EDT ini yang memang menyegarkan dan memberi kesan ceria sehingga cocok dipakai setiap hari, pagi maupun malam hari. Tapi, karena komposisi notes-nya cenderung floral, menurut saya Vibrant Bergamot Eau de Toilette The Body Shop cocok digunakan pada pagi atau siang hari.

Ketika masuk ke store Zara, tak hanya koleksi coat yang jadi perhatian, saya juga mengunjungi beauty section-nya. Di bagian tersebut, saya akan disuguhkan dengan begitu banyak pilihan parfum yang bisa digunakan untuk hampir semua suasana hati dan acara. Mulai dari aroma floral yang segar hingga aroma woody yang cenderung spicy. Ditambah lagi, harga parfum yang dibanderol Zara juga terbilang masih terjangkau. Jadi, saya selalu memanfaatkan momen ini untuk mengendus varian parfum yang sekiranya memiliki notes yang sesuai dengan kriteria.

Salah satu parfum Zara yang menarik perhatian saya adalah varian Exotic Mimosa. Wewangian floral untuk wanita ini diluncurkan pada tahun 2022 lalu. Exotic Mimosa by Zara menggunakan perpaduan antara green notes dan sweet honey, dengan kombinasi powdery dan green notes sebagai top notes, Mimosa di middle notes, dan honey pada base notes. Meski parfum ini tak memiliki notes woody, tapi saya langsung suka sama aromanya yang meninggalkan kesan kalem selayaknya memakai bedak. Ya, kalau kamu senang dengan parfum beraroma powdery seperti ini, Exotic Mimosa sungguh layak dicoba!

Aroma powdery yang lembut dan tidak menusuk hidung ini menjadikan Zara Exotic Mimosa sebagai parfum yang bisa dipakai siang hingga malam hari. Saya sendiri lebih suka menggunakan parfum ini pada malam hari. Aromanya yang lembut seolah mendukung momen istirahat malam yang menenangkan, dengan kondisi tubuh yang bersih dan wangi. Alasan lain kenapa saya lebih suka memakai parfum ini pada malam hari karena daya tahannya yang terbilang singkat. Zara Exotic Mimosa hanya bisa bertahan selama kurang lebih dua jam pemakaian. Selebihnya, saya sudah tidak bisa mencium aromanya.

Untuk sillage parfum ini cukup rendah, bukan tipe parfum yang akan tercium oleh orang-orang yang berada dekat dengan penggunanya, atau bahkan tercium saat kamu berjalan melewati kerumunan. Artinya, jika saya memakai EDP ini, jejak aroma yang ditinggalkan tidak dapat tercium oleh orang-orang yang berada satu ruangan dengan saya. Sementara projection Eau de Parfum ini terbilang cukup dan nggak terlalu strong sampai bisa tercium kuat oleh orang yang ada di sekitar pengguna hingga jarak satu meter. Bisa dibilang, Exotic Mimosa ini adalah tipe parfum yang hanya bisa dinikmati sendiri oleh pemakainya atau seseorang yang sedang dalam posisi berdekatan dengannya. Terbayang, kan?

Untuk para pencinta parfum lokal pasti udah nggak asing dengan merek Alchemist Fragrance. Apalagi varian parfum dari Alchemist marak diulas oleh beauty enthusiast di berbagai platform media sosial dan menjadikan merek ini kian happening. Saking banyaknya yang jatuh cinta sama parfum Alchemist, saya pun akhirnya tergoda untuk mencobanya. Apalagi setelah tahu kalau Alchemist Fragrance sister brand Rollover Reaction, brand makeup kesayangan yang sudah terbukti performanya di kulit wajah ini.

Alchemist Fragrance punya empat varian aroma klasik yang istimewa dan timeless dengan menanamkan sudut pandang modern dalam proses kreatifnya. Koleksi pertama yang Alchemist rilis pada awal 2021 terdiri dari Powder Room, Pink Laundry, Home Garden, dan Get My Mojo Back. Jika kebanyakan warganet menyukai varian Powder Room dan Pink Laundry, saya justru menyukai varian yang memiliki notes sesuai dengan preferensi pribadi ketika memilih wewangian.

Adalah Get My Mojo Back yang jadi pilihan saya dari varian parfum Alchemist Fragrance. Parfum ini merupakan perpaduan elegan antara gourmand dan woodiness yang diklaim dapat menciptakan euforia yang tak terlupakan. Benar saja, saat saya mencobanya langsung di store Rollover Reaction, aromanya sungguh bold dan meninggalkan kesan warm yang menyenangkan. Ini menjadikan parfum ini lebih cocok dipakai pada malam hari yang dingin, saat hujan turun, atau sebagai parfum andalan ketika bepergian ke negara yang punya musim salju.

Dan setelah menilik laman alchemistfragrance, Eau de Parfum ini memang menggunakan komposisi notes yang rich. Perpaduan yang digunakan untuk menciptakan Get My Mojo Black adalah  kandungan chocolate, blackcurrant, almond sebagai top notes, kemudian ada cedarwood, tuberose, sambac, jasmine di middle notes, dan sandalwood-amber pada base notes. Untuk pencinta parfum wewangian gourmand pasti terbayang kan aromanya? Kebanyakan teman atau orang-orang terdekat saya sih sejauh ini suka dengan aroma parfum ini. Hanya saja memang sebaiknya dipakai saat tertentu saja, seperti acara formal pada malam hari dan cuaca sedang dingin. 

View this post on Instagram

A post shared by Ismarlina Mokodompit (@aquamarlyn)

Last but not least, untuk sillage parfum ini Alchemist mengeklaim cukup tinggi dengan memberikan bintang lima (skala tertinggi berupa 5 bintang). Namun, menurut saya sillage dari Get My Mojo Back cukup moderate. Sementara projection Eau de Parfum ini terbilang cukup strong sampai bisa tercium kuat oleh orang yang ada di sekitar pengguna hingga jarak satu meter. Dan untuk longevity parfum ini bisa bertahan 4-6 jam, menyesuaikan aktivitas dan kondisi selama pemakaian. Tapi, tak sedikit juga yang merasakan Get My Mojo Back awet dipakai seharian.

Well, sekian ulasan singkat tentang parfum-parfum yang jadi favorit sepanjang tahun 2022 lalu. Meski selain produk di atas, ada beberapa parfum lainnya yang juga saya coba, tapi keempat parfum ini sudah cukup mewakili jenis wewangian seperti apa yang saya suka dan membuat saya nyaman memakainya. Semoga bisa jadi rekomendasi buat kamu yang mungkin sedang ingin mencoba parfum baru, atau mungkin punya aroma kesukaan yang sama sehingga nggak bingung lagi harus beli parfum apa tahun 2023 ini.

Tujuh anggota BTS memiliki visual yang sempurna. Ini adalah salah satu alasan mengapa Army, sebutan untuk penggemar BTS, selalu ingin tahu semua tentang rutinitas perawatan kulit masing-masing. Namun, di antara semua member, rupanya Suga BTS tidak menyukai rutinitas perawatan kulit yang ribet. Ia lebih memilih untuk melakukan tahapan skincare routine seminimal mungkin sehingga ia tidak menggunakan banyak produk.

Kaget nggak? Saya sih jelas kaget. Karena pemilik nama lengkap Min Yoongi itu dikenal memiliki kulit wajah yang mulus, cerah, dan paling putih di antara member BTS lainnya. Bagaimana mungkin dia tidak mengandalkan banyak skincare untuk mendapatkan kulit wajah demikian. Anggapan jika ia menggunakan skincare mahal atau perawatan khusus di klinik kecantikan tak bisa terelakkan, bukan?

Dalam sebuah siaran langsung bersama J-Hope, rapper grup tersebut mengonfirmasi produk skincare apa saja yang ia pakai beserta alasannya. Kedua idola K-Pop itu membahas semua hal yang berkaitan dengan rutinitas perawatan kulit dan produk kecantikan. Pada satu momen, Suga mengejutkan J-Hope saat mengungkapkan bahwa dia tidak menggunakan toner dalam rangkaian perawatan wajahnya. Alasannya sederhana, pemakaian toner membuatnya melakukan banyak 'pekerjaan'.

Meskipun demikian, J-Hope mengklaim bahwa rekannya memang memiliki kulit yang bagus sehingga sepertinya sah-sah saja untuk tidak menggunakan toner. Dan yang lebih mengejutkan lagi, Suga juga tidak menggunakan essence dalam tahapan skincare routine. Ini dilakukannya demi menjaga rutinitas perawatan kulitnya seminimal mungkin. Lantas apa saja yang tahapan dan perawatan wajah yang ia lakukan lainnya? Simak uraian berikut ini yang dirangkum dari berbagai sumber.

Di Korea, teknik layering skincare memang sangat terkenal bahkan marak juga dilakukan oleh beauty enthusiast di berbagai negara, termasuk Indonesia. Mengaplikasikan skincare secara berlapis hingga tujuh atau sepuluh tahapan ini dimulai dari penggunaan produk bertekstur cair hingga tekstur yang paling kental. Teknik ini diklaim dapat membuat wajah terlihat lebih cerah, glowing, dan mulus layaknya artis Korea. Tapi siapa sangka, seorang Suga BTS tidak melakukan teknik layering skincare hingga tujuh tahapan. Ia hanya mengandalkan dua produk skincare untuk menjaga kulit wajahnya mulus dan tampak tanpa kekurangan itu.

Perawatan wajah pertama yang tak pernah absen ia lakukan adalah menggunakan masker wajah. Ini terlihat dalam momen siaran langsung yang ia lakukan bersama J-Hope di VLIVE beberapa waktu lalu. Ia menambahkan bahwa bagaimanapun sibuknya, dia selalu memasukkan sheet mask ke dalam rutinitas perawatan wajahnya, terutama setelah mandi. Langkah ini jelas bisa diterima bagi seseorang yang punya kesibukan seperti dirinya, mengingat masker wajah mampu merelaksasi kulit wajah. Terlebih bila sheet mask yang ia gunakan punya sensasi calming atau cooling, akan semakin menambah rileks, yang mungkin saja jadi kesenangan sendiri baginya dalam hal merawat kulit wajahnya atau menenangkan tubuh dan pikirannya.

Selain itu, penggunaan sheet mask juga bermanfaat untuk menghilangkan produksi minyak berlebih serta membersihkan wajah secara menyeluruh dengan cara mengangkat sel-sel kulit mati dan kotoran yang mungkin masih menempel di wajah. Ditambah lagi, sebagai seorang idol K-Pop tentu membuat Suga tak terlepas dari penggunaan makeup. Nah, masker wajah ini berguna untuk membersihkan sisa-sisa makeup di wajah yang menutup pori-pori. Maka tak heran bukan, jika wajah Suga BTS benar-benar tampak bersih dan terhindari dari berbagai masalah kulit. Bila diperhatikan wajahnya juga seperti tidak memiliki pori-pori dan sungguh mulus. Setuju nggak?

Selain ketiga produk di atas, saya belum menemukan produk skincare apalagi yang ia gunakan. Suga malah menambahkan jika dirinya memang memakai produk skincare yang biasa saja.

"Aku diberitahu untuk tidak menggunakan kosmetik yang bagus oleh rumah sakit. Mereka bilang aku bisa gunakan yang biasa saja, jadi aku hanya menggunakan itu (pelembap). Intinya, mereka bilang bahan kandungan yang bagus tidak cocok untukku," imbuhnya.

Bahkan, menurut laman Allure, Suga pernah mengungkapkan bahwa dirinya adalah member yang paling malas untuk melakukan rutinitas kecantikan. Ketika sedang tidak bekerja, dia lebih memilih untuk berbaring ketimbang merawat wajahnya. 

Sisanya, saya belum menemukan rahasia di balik wajah mulus dan cerah Suga BTS. Kalau menurutmu apa nih rahasianya?

Tiga hari setelah The Glory tayang pada 30 Desember 2022, serial Korea ini langsung melesat ke peringkat tiga di daftar Top 10 Global Netflix (Non-English) sekaligus memasuki daftar Top 10 di 19 negara. Sejumlah media global pun memberikan pujian bagi The Glory berkat ceritanya yang mendetail, pelik, dan mampu mengangkat berbagai sisi emosional. Tak ketinggalan, para penggemar meyambut gembira sejak pengumuman jajaran nama besar para pemeran utama. Saya pun dibuat terkejut usai mengetahui jika ratu komedi romantis Korea, Song Hye-kyo akan memerankan karakter yang penuh amarah untuk membalas dendam terhadap orang-orang yang  menghancurkan masa sekolahnya.

Ya, drama Korea The Glory memaparkan kisah Moon Dong-eun yang diperankan Song Hye-kyo, mengalami perundungan di masa lalu dan kini bertekad untuk membalaskan dendamnya. Forbes menyatakan bahwa, "Dalam menggambarkan Dong-eun, Song Hye-kyo menghadirkan karakter yang rapuh sekaligus membabi buta dalam misinya untuk menghancurkan orang-orang yang dulu menindasnya." Sementara Datebook menyampaikan, "Moon Dong-eun rela bertahan dalam penantian yang panjang karena balas dendam adalah tujuan hidupnya."

Tak hanya karakter yang diperankan Song Hye-kyo saja yang menarik, kehadiran aktor Lee Do-hyun dalam serial The Glory juga tak kalah apik dan pelik. Ditambah lagi, ada campur tangan penulis Kim Eun-sook yang terkenal lewat karyanya dalam serial Guardian: The Lonely and Great God, Descendants of the Sun, juga The King: Eternal Monarch, turut membuat serial ini layak untuk ditonton.

Saya pun sudah tak sabar untuk menonton drama Korea The Glory sejak mengikuti konferensi pers serial ini akhir Desember 2022 lalu. Selain bisa kembali melihat akting Song Hye-kyo, saya juga penasaran dengan plot cerita berupa upaya balas dendam yang disusun selama lebih dari 20 tahun. Apakah upaya tersebut berhasil dan menghasilkan rasa puas bagi korban? Sekaligus bertanya-tanya apakah balas dendam bisa menyelesaikan segalanya?

Ya, meskipun dibalut rasa penasaran, saat The Glory tayang, saya memutuskan menunda satu hari untuk menontonnya. Karena ternyata genre serial ini tak mudah untuk ditonton. Terlebih suasana hati sedang tak baik, rasanya malah makin menyedot energi positif jika harus menonton bagaimana karakter penuh amarah memainkan perannya sepanjang episode. Benar saja, ketika akhirnya mulai menonton The Glory, saya sudah dibuat berkecamuk melihat kasus perundungan yang dialami oleh Moon Dong-eun di masa sekolah. Pendalaman sisi emosional karakter juga sangat apik sekaligus bikin geregetan.

Sejumlah sisi menarik dari drama Korea The Glory ini juga diungkap selama konferensi pers, termasuk adegan nyata yang dilakukan langsung oleh pemeran utamanya. Lebih lanjut, berikut fakta menarik serial The Glory yang saya coba susun berdasarkan momen konferensi pers dan juga dirangkum dari berbagi sumber. Siapa tahu bisa jadi gambaran buat kamu yang belum nonton serial terbaru Song Hye-kyo ini.

Penulis Kim Eun-sook yang dikenal memukau penonton melalui serial The King: Eternal Monarch, Guardian: The Lonely and Great God, dan Descendants of the Sun kali ini sejenak meninggalkan cerita romansa dan berpaling pada isu kekerasan sekolah berkat pembicaraan dengan anaknya yang duduk di bangku SMA.

"Mana yang lebih menyakitkan, aku memukul seseorang sampai mati atau aku dipukul sampai mati," kata Kim Eun-sook mengulangi pertanyaan putrinya.

Gagasan cerita yang diakuinya berasal dari pertanyaan putrinya itulah yang akhirnya dilanjutkan dengan melakukan riset untuk mengetahui kondisi mental para penyintas perundungan masa sekolah. Salah satu hal yang menarik perhatiannya adalah fakta bahwa para penyintas sebenarnya tak menuntut kompensasi materi, melainkan meminta permohonan maaf secara tulus dari pelaku.

"Dari membaca wawancara dengan sejumlah korban kekerasan di sekolah, saya dapati bahwa yang mereka inginkan bukanlah kompensasi material, melainkan permintaan maaf yang tulus. Ketika mengalami kekerasan, para korban kehilangan sesuatu yang tak berwujud seperti harga diri. Menuliskan cerita ini merupakan cara saya menyokong para korban untuk bisa pulih," terangnya.

Song Hye-kyo yang tenar melalui peran-perannya di berbagai serial melodrama tampil mengejutkan melalui karakter Moon Dong-eun yang penuh amarah. Kata sang aktris, "Sudah lama saya mendambakan genre dan karakter seperti ini. Begitu membaca naskahnya, saya tahu inilah yang saya cari-cari selama ini. Cerita (Dong-eun) begitu tragis namun ditulis dengan sangat cermat. Bermain di The Glory seperti memasang wajah yang sama sekali baru, yang tidak dikenal orang sekaligus menantang, tapi sungguh menyenangkan."

Sutradara An Gil-ho memuji kemampuan akting Song Hye-kyo yang mampu menggambarkan kebencian mendalam hanya dengan ekspresinya. Ia bahkan menyebut sinkronisasi antara karakter Moon Dong-eun dengan Song Hye-kyo sangat cocok, bahkan disebutnya mencapai 120 persen. Dan yang lebih mengejutkan lagi nih, ia juga sempat merinding melihat adegan nyata yang harus dilakoni sang aktris. Bahkan ada satu adegan yang dilakukan betulan oleh Song Hye-kyo dan lawan mainnya.

Menurut laman Koreaboo, Song Hye-kyo dan Lim Ji-yeon mesti melakukan adegan saling tampar yang dilakoni betulan. "Aku berpikir bahwa adegan ini harus dilakukan sekali, lalu ganti ditampar (oleh Song Hye-kyo). Setelah adegan itu, kami berdua bengkak," ujar Lim Ji-yeon.

Song Hye-kyo menimpali bahwa ditampar betulan saat syuting adalah pengalaman pertama sepanjang karier. "Aku sudah berkarier lama sekali, tapi ini adalah untuk pertama kalinya aku ditampar sekerasi ini," katanya.

Aktris Lim Ji-yeon yang memerankan Park Yeon-jin, si perundung Moon Dong-eun, mengutarakan rasa terkejutnya ketika pertama kali membaca naskah The Glory. "Karakter saya merupakan pelaku yang lahir dari keluarga kaya dan berkuasa. Awalnya saya coba memahami mengapa dia melakukan kekerasan. Tapi jawaban yang saya temukan adalah dia hanya tidak sadar, dia tidak tahu bahwa menyakiti orang lain itu salah. Dan ini akibat seumur hidupnya ia tidak harus bekerja keras untuk meraih sesuatu. Ia sama sekali tidak punya rasa bersalah," terang Lim Ji-yeon.

Sejauh ini, Lim Ji-yeon memang sering mengambil peran protagonis wanita atau karakter pendukung dengan sifat lembut dan anggun. Tapi dalam serial The Glory, dia mengambil tantangan untuk berperan sebagai antagonis, perundung yang menyiksa protagonis.

Ketika diumumkan bahwa Lim Ji-yeon akan berperan sebagai tokoh antagonis dalam drama tersebut, banyak netizen yang terkejut karena ia adalah seorang aktris yang sering memerankan karakter wanita dengan kepribadian pendiam. Sama halnya dengan saya yang malah langsung teringat dengan karakternya di drama Korea Obsessed yang sungguh panas.

 

Namun demikian, penulis Kim Eun-sook mengungkapkan dalam sebuah wawancara mengapa ia memilih Ji-yeon untuk karakter antagonis di serial The Glory. "Saya memutuskan untuk mengambil risiko pertama dengan memilihnya sebagai antagonis meskipun ada kekhawatiran dia akan mengacau karena ini adalah pertama kalinya dia berperan sebagai penjahat," jelasnya.

Nyatanya, kekhawatiran ia akan mengacau terhapus begitu drama The Glory tayang perdana. Netizen terkejut ia bisa memerankan dengan apik karakter Park Yeon-jin. "Dia bertindak sangat gila sehingga aku akan takut padanya. Saya juga tidak dapat mengingat karya-karyanya sebelumnya karena dia memainkan peran ini dengan sangat baik. Dia berakting dengan baik dan sangat natural, meski sebagai perundung sekalipun," tulis seorang netizen yang dikutip dari laman allkpop.

Do-hyun berujar bahwa karakter Joo Yeo-jung yang ia perankan memiliki sisi implisit yang membangkitkan rasa ingin tahu. Sang aktor juga bercerita bahwa demi hasil yang maksimal dan menggambarkan sisi emosional yang pelik, kala syuting ia menyiapkan sekitar empat hingga lima versi untuk dialog yang ia ucapkan.

"Karakter Yeo-jung tidak seperti karakter yang jelas, punya sisi dualitas dan berada di tengah-tengah, tetapi dia memiliki karakternya sendiri. Jadi saya ingin memastikan bahwa saya berhasil melalui karakter ini," ucapnya.

Lebih lanjut, Do-hyun juga mengungkapkan bahwa dirinya banyak berdiskusi dengan sutradara An Gil-ho tentang bagaimana memerankan karakter Yeo-jung, karena emosinya terhadap Dong-eun harus tepat. Tidak terlalu eksplisit, tetapi juga tidak terasa hambar. Banyak adegan yang ia lakukan berdasarkan pemikiran ini.

Saya pun mengakui bahwa usaha yang dilakukan Do-hyun untuk mendalami karakternya berhasil. Saat melihat perannya yang ingin membantu orang yang dia cintai membalas dendam. Sangat terlihat bahwa Do-hyun berhasil menciptakan karakter Yeo-jung yang mengkhawatirkan Dong-eun dengan love languange yang menyentuh. Ia tahu tujuan akhir yang ingin dicapai Dong-eun, tapi dia menunjukkan rasa cintanya lewat dialog dan perbuatan yang sederhana tapi mengena.

"Kami selalu mengatakan glory berarti sesuatu yang baik, tetapi dalam The Glory, orang melakukan hal-hal buruk untuk mengatasi luka mereka dan membalas dendam. Itu bisa menjadi kemuliaan bagi mereka. Tapi itu membuat saya mempertanyakan apakah hal-hal yang saya lakukan untuk kebaikan saya sendiri harus selalu positif dan mulia," terangnya saat ditanya tentang definisi karakternya tentang "kemuliaan". 

Penayangan The Glory akan dibagi menjadi dua season. Bagian pertama mulai tayang pada 30 Desember dan bagian kedua menyusul di Maret 2023. Saat kamu memutuskan untuk menonton bagian pertama serial The Glory, siap-siap untuk menghadapi ending yang menggantung. Alhasil, penonton makin dibuat kesal sekaligus penasaran menantikan akhir cerita balas dendam. Kalau kata warganet nih, mau heran tapi ini Netflix!

Saya pun jelas ikut dibuat tak sabar menyaksikan ending The Glory yang dipotong pada bagian pertama saat adegan sedang seru-serunya. Dan satu per satu fakta terkuak! Meski masih ada plot twist yang mencengangkan dan belum terpecahkan. Salah satu adegan yang membuat saya kesal adalah momen Park Yeon-jin tahu tempat tinggal Moon Dong-eun, yang tepat berada di depan rumahnya. Ia juga melihat deretan foto dirinya dan orang-orang yang dahulu merundung Dong-eun.

Di saat bersamaan, Yeon-jin sadar jika ia seharusnya membunuh Dong-eun, bukan hanya sekadar membunuhnya. Tak hanya itu, adegan Ha Dong-Yeon yang kembali bertemu Dong-eun sekaligus memastikan perundungan yang dilakukan istrinya semasa sekolah. Meski awalanya skeptis dan berusaha masih mempercayai istrinya, tapi saat melihat Yeon-jin di apartemen Dong-eun seolah meyakinkan tindakan kejam yang benar-benar dilakukan istrinya.

Dan yang bikin penasaran adalah menghilangnya Son Myeong-oh, orang pertama yang dimanfaatkan Moon Dong-eun untuk membalaskan dendamnya. Di salah satu adegan tampak Myeong-oh bergelimang darah dan tak sadarkan diri. Pelakunya tampil memakai sepatu yang dipakai oleh Park Yeon-jin dan Choi Hye-jeong. Apakah mereka pelakunya? Apakah Myeong-oh benar-benar sudah mati?

Sejauh ini bocoran dari pihak Netflix adalah bagian kedua masih dalam proses syuting, jadi belum ada informasi apapun yang bisa dibagikan terkait kelanjutan cerita The Glory. Sementara itu, dalam video komentar yang dirilis oleh Netflix Korea, Kim Eun-sook menyebutkan bahwa bagian pertama hanyalah proses build-up untuk pengembangan cerita sebenarnya di bagian kedua.

"Di bagian kedua, semua hubungan yang terjalin selama ini akan bergulir seperti bola saju. Saat bergulir, bola salju akan semakin membesar dan besar, membuatnya lebih menyenangkan dan keren untuk ditonton," jelas Kim Eun-sook.

Diperkirakan bagian kedua akan mengungkap kejahatan para pelaku, sehingga membuat upaya balas dendam Dong-eun sukses. Well, kita tunggu saja akhir cerita balas dendam Moon Dong-eun yang cerdas di serial The Glory ini. Buat yang sudah menonton 8 episode pada bagian pertama The Glory, gimana nih pendapatmu soal drama Korea ini? 

Last but not least, mari kita penasaran bersama-sama sampai bulan Maret 2023 nanti, ya!